By 01.05

Banyak waktu yang kubiarkan menjadi manis. Tapi terkadang gak sadar kalau manisnya itu tidaklah tulus. Ada banyak poin yang aku biarkan menguap, aku lupakan sedemikian rupa. Bisa jadi kalian mengatakan aku kurang peka, atau bahkan benar-benar tidak peka. tapi bukan begitu yang sebenarnya. Aku mengharapkannya. Bagaimana pun dan sekuat apa pun aku menyangkalnya, aku pernah mengharapkannya. Yang jelas aku cukup mengaguminya, senang dengan tingkahnya. Tingkah polah dan apapun yang ia lakukan seperti sebuah hafalan bagiku, terekam dalam lobus-lobus otakku. Mungkin sekarang benang-benang syarafku semakin banyak karena memikirkan dia. Tapi, semua itu sebenarnya hanya manis di otakku saja. Tidak berarti bagi dia mungkin. Aku tentulah hanya teman biasa olehnya Haha. Sedih? Gak tau juga yaa aku harus menggambarkannya seperti apa? Tapi yang jelas di kala aku diberi kesempatan-kesempatan untuk benar-benar melihat dia lebih dalam, di situ aku tahu, bahwa ada orang lain di hatinya. Orang lain yang begitu dalam...inilah yang menyedihkan bagiku. Tapi tentu orang itu tidaklah salah. Dia hanya seseorang yang beruntung untuk berada di hatinya. Dia hanyalah seorang yang membuatku tersadar betapa tidak beruntungnya aku dalam hal ini.
 Ahh, dia tentu bukanlah orang pertama bagiku. Dia juga bukan satu-satunya yang ada saat ini untuk mengisi hari-hariku. Tapi baru dia saja yang bisa membuatku berkhayal jauh untuk bermasa depan bersama. Baru dia saja yang bisa kubayangkan untuk mempunyai keluarga bersama. Benar-benar sedih rasanya kalau sudah sampai pada cerita ini. Pernah ada cinta lain, ya! Tapi cinta itu menggebu, meletup, membuncah, dan itu saja. Terbang tanpa mimpi. Mengapa dia yang harus ada dalam mimpi-mimpi masa depanku.
Peliknya setiap kali aku tidak sengaja menemukan cintanya kepada orang lain itu masih ia jaga begitu indah, dan entah sampai kapan? Sebegitu besarkah cintanya untuk oranng lain itu ? Sehingga aku harus pergi dan menyangkal kembali dengan lidahku. Ingin sekali aku hapus noktah-noktah  di hatiku yang mengenangkan rasa tentang dia. Aku ingin pergi dengan pelan sebelum rasa itu terpatri dan membuat sakit lebih jauh, tapi mengapa ia tetap datang menghantui? Mengapa ia sebegitu santainya datang menceritakan semua keluh kesahnya padaku. Tidakkah ia peka sedikit saja bahwa ada kesakitan yang entah harus aku apakan ini? Sekelebat yang mengharukan dalam malam-malamku....
Andai ia tahu apa yang kurasa...
Andai ia tahu rasa untuk orang lainnya itu adalah cambuk yang tidak terlihat...
Andai ia tahu tawa yang kuberikan di dekatnya, adalah rasa yang kusimpan dan tak tergapaikan.
Andai ia mau mengerti sulitnya mengubah hatinya..adalah kepedihan untukku.

Sedikit yang kurasa tak adil, sedikit yang kusesali..
Aku yang mau bersusah untuknya..
Aku yang mau selalu ada untuknya..
Tapi ada orang lain yang dengan gampangnya mendapatkan hatinya
Sungguh aku tersadar, Hati memang tidak bisa dipaksakan..
Cinta mungkin membutuhkan mujizat untuk menggenapinya.
 
 
 

You Might Also Like

0 komentar

Torehkan komentar Anda di sini.
:)