Aku mengerti. Kemudian karena aku tidak memberikanmu mimpi-mimpi yang baik tentang kita, kau berlalu. Karena aku tidak menyebutkan harapan-harapanku untuk kau tebus, kau merasa aku tidak membutuhkanmu. Lantas karena aku diam dan menunduk tidak membalas matamu karena aku terlalu malu ketahuan---perasaanku yang luar biasa kepadamu, kau memilih yang lain yang bahkan berani menggenggam jemarimu. Tiap waktu kita berbicara membagi kisah dan aku terus menaruh hubungan kita di tempat aman dan menunggu, aku yang salah memberi kode yang begitu dingin dan rahasia. Ketika kau pegang pundakku aku menghalaunya, kau tidak tahu itu justru karena aku takut. Takut aku akan berteriak memintamu merengkuhku dalam pelukan. Tapi mungkin ada orang lain yang berbicara lugas tentang mimpinya untuk bersamamu, ada orang lain yang tidak membuatmu takut untuk meloncat ke luar zona nyamanmu. Di sana aku kalah. Haruskah aku menyesal karena tidak menyimpang dari apa yang hati kecilku katakan dan jalankan? Tidak, jawabku. Pergilah karena kamu membutuhkan yang seperti orang lain itu, dan dengan kata lain aku tidak sepatutnya mengharapkan orang seperti kamu. (47)